Pengendalian dan Sistem Informasi Akuntansi
Hampir setiap tahun, lebih dari 60% organisasi mengalami
kegagalan utama dalam mengendalikan keamanan dan integritas sistem komputer
mereka. Segala potensi kejadian yang merugikan disebut sebagai ancaman. Maka dari
itu setiap organisasi memerlukan pengendalian internal. Pengendalian internal
adalah proses yang dijalankan untuk menyediakan jaminan memadai bahwa tujuan –
tujuan pengendalian berikut telah dicapai:
- Mengamankan aset
- Mengelola catatan dengan detail
- Memberikan informasi yang akurat dan reliabel
- Menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
- Mendorong dan memperbaiki efisiensi operasional
- Mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang telah ditentukan
- Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku
Pengendalian internal menjalankan tiga fungsi penting :
- Pengendalian preventif : mencegah masalah sebelum timbul
- Pengendalian detektif : menemukan masalah yang tidak terelakkan
- Pengendalian korektif : mengidentifikasi dan memperbaiki masalah serta memperbaiki dan memulihkannya dari kesalahan yang dihasilkan
Robert Simons, seorang profesor bisnis Harvard, telah
menganut empat kaitan pengendalian untuk membantu manajemen menyelesaikan
konflik di antara kreativitas dan pengendalian.
- Sistem kepercayaan
- Sistem batas
- Sistem pengendalian diagnostik
- Sistem pengedalian interaktif
Pada 1977, Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) dikeluarkan
untuk mencegah perusahaan menyuap pejabat asing agar mendapatkan bisnis. Kongres
menggabungkan aturan dari sebuah pernyataan American Institute of Certified
Public Accountants (AICPA) ke dalam FCPA
yang mengharuskan perusahaan untuk memelihara sistem pengendalian internal yang
baik. Namun, ketentuan – ketentuan ini tidak cukup untuk memelihara sistem
pengendalian internal yang baik sehingga tahun 2002 diterapkanlah Sarbanes –
Oxley Act (SOA) bagi perusahaan – perusahaan publik dan auditor mereka serta
didesain untuk mencegah penipuan laporan keuangan, membuat laporan keuangan
lebih transparan, melindungi investor, memperkuat pengendalian internal, dan
menghukum eksekutif yang melakukan penipuan.
KERANGKA PENGENDALIAN
KERANGKA COBIT
COBIT menggabungkan standar – standar pengendalian dari
banyak sumber berbeda ke dalam sebuah kerangka tunggal yang memungkinkan :
- Manajemen untuk membuat tolok ukur praktik – praktik kemanan dan pengendalian lingkungan TI
- Para pengguna layanan TI dijamin dengan adanya keamanan dan pengendalian yang memadai
- Para auditor memperkuat opini pengendalian internal dan mempertimbangkan masalah keamanan TI dan pengendalian yang dilakukan
- Memenuhi keperluan pemangku kepentingan
- Mencakup perusahaan dari ujung ke ujung
- Mengajukan sebuah kerangka terintegrasi dan tunggal
- Memungkinkan pendekatan holistik
- Memisahkan tata kelola dari manajemen
KERANGKA COSO
Untuk memperbaiki proses manajemen risiko, COSO
mengembangkan kerangka pengendalian kedua yang disebut Manajemen Risiko
Perusahaan (ERM). Kerangka ERM adalah proses yang digunakan oleh dewan direksi
dan manajemen untuk mengatur strategi, mengidentifikasi kejadian yang mungkin
memperngaruhi entitas, menilai dan mengelola risiko, serta menyediakan jaminan
memadai bahwa perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya. Prinsip dasar ERM :
- Perusahaan dibentuk untuk menciptakan nilai bagi para pemiliknya
- Manajemen harus memutuskan seberapa banyak ketidakpastian yang akan ia terima saat menciptakan nilai
- Ketidakpastian menghasilkan risiko, yang merupakan kemungkinan bahwa sesuatu secara negatif mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan atau mempertahankan nilai
- Ketidakpastian menghasilkan peluang, yang merupakan kemungkinan bahwa sesuatu secara positif mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan atau mempertahankan nilai
- Kerangka ERM dapat mengelola ketidakpastian serta menciptakan dan mempertahankan nilai
LINGKUNGAN INTERNAL
Lingkungan internal, atau budaya perusahaan, mempengaruhi
cara organisasi meneptakan strategi dan tujuannya; membuat struktur aktivitas
bisnis; dan mengidentifikasi, menilai, serta merespons risiko. Ini adalah
fondasi dari seluruh komponen ERM lainnya. Lingkungan internal yang lemah
sering menghasilkan kerusakan di dalam manajemen dan pengedalian risiko. Sebuah
lingkungan internal mencakup hal – hal sebagai berikut :
- Filosofi manajemen, gaya pengoperasian, dan selera risiko
- Komitmen terhadap integritas, nilai – nilai etis, dan kompetensi
- Pengawasan pengendalian internal oleh dewan direksi
- Struktur organisasi
- Metode penetapan wewenang dan tanggung jawab
- Standar – standar sumber daya manusia yang menarik, mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompeten
- Pengaruh eksternal
AKTIVITAS PENGENDALIAN
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan, prosedur, dan
aturan yang memberikan jaminan memadai bahwa tujuan pengendalian telah dicapai
dan respons risiko dilakukan. Prosedur pengendalian dilakukan dengan cara :
- Otorisasi transaksi dan aktivitas yang layak
- Pemisahan tugas
- Pengembangan proyek dan pengendalian akuisisi
- Mengubah pengendalian manajemen
- Mendesain dan menggunakan dokumen srta catatan
- Pengamanan aset, catatan, dan data
- Pengecekan kinerja yang independen
B. Romney, Marshall dan Paul John Steibart. 2015. Sistem
Informasi Akuntansi Edisi 13. Jakarta Selatan. Penerbit Salemba Empat.
Comments
Post a Comment